Senin, 05 Juli 2010

Contoh Nonoy Aquino, Pejabat di Indonesia Diimbau Tak Pakai Vooridjer

Jakarta - Tindakan pejabat yang kerap membelah di tengah kemacetan dengan pengawalan atau vooridjer kerap mengundang sumpah serapah. Tidak heran muncul imbauan agar pejabat tidak memakai vooridjer, kecuali bagi presiden dan wapres.

"Mereka yang boleh menyeruak ruang publik pake voorijder hanya Presiden dan Wapres, tamu negara, polisi dalam tugas, pemadam kebakaran, dan mobil jenazah atau ambulans pembawa orang sakit," kata mantan Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas saat dihubungi detikcom, Senin (5/7/2010).

Imbauan ini mengingatkan pada kebijakan Presiden baru Filipina, Benigno Aquino (Nonoy), yang ingin diperlakukan seperti warga biasa saat berpergian dengan kendaraannya. Akibatnya, Nonoy dan rombongan terjebak macet di jalan.

Seperti dilansir AFP, Jumat (2/7/2010), pada hari keduanya berkantor, Nonoy memerintahkan sopirnya untuk berhenti saat lampu merah dan menolak menggunakan jalur khusus bus.

Menanggapi sikap Noynoy itu, Erry menilai hal itu patut dicontoh pejabat di Indonesia. "Sangat layak ditiru oleh segenap pejabat tinggi di seluruh Indonesia, bukan saja menteri, juga pimpinan atau anggota DPR dan DPD, Wantimpres, Gubernur, Bupati dan Walikota," terang Erry.

Meski demikian Erry menegaskan, keteladanan oleh pejabat di Indonesia harus dimulai dari dalam negeri sendiri, ini bisa dilakukan dengan paksaan.

"Tapi biasanya kita tidak mempan diberi keteladanan dari luar negeri, harus dari dalam negeri sendiri, dan dengan paksaan, baru para pejabat itu patuh," tutup Erry.

0 komentar:

Posting Komentar